Posesif: Ketika Cinta Berubah Menjadi Jerat Psikologis
Dirilis pada 26 Oktober 2017, Posesif hadir sebagai sebuah film drama psikologis Indonesia yang menohok, disutradarai oleh Edwin dan ditulis oleh Gina S. Noer. Film ini menghadirkan eksplorasi mendalam tentang sisi gelap obsesi dalam sebuah hubungan, diperankan dengan apik oleh Putri Marino dan Adipati Dolken sebagai pemeran utama.
Meskipun sempat diwarnai kontroversi terkait legalitasnya, Posesif berhasil membuktikan kualitasnya dengan meraih 10 nominasi di Festival Film Indonesia 2017. Film ini sukses membawa pulang tiga penghargaan bergengsi: Sutradara Terbaik untuk Edwin, Aktris Terbaik untuk Putri Marino, dan Aktor Pendukung Terbaik untuk Yayu Unru.
Sinopsis
Lala Anindhita (Putri Marino) adalah seorang siswi teladan di sebuah SMA di Jakarta dan juga atlet loncat indah berprestasi. Ia dilatih langsung oleh sang ayah (Yayu Unru), yang menjadi satu-satunya keluarga dekatnya setelah ibunya meninggal. Dunia Lala terasa lengkap dengan kehadiran ayah serta kedua temannya, Rino (Chicco Kurniawan) dan Ega (Gritte Agatha). Meskipun sang ayah sedikit mengekang, Lala menjalani hidupnya dengan baik dan tanpa keluhan.
Suatu hari, saat membantu guru, Lala bertemu dengan murid pindahan baru bernama Yudhis Ibrahim (Adipati Dolken). Pertemuan mereka berawal dari masalah Yudhis dengan seorang guru killer (Ismail Basbeth). Lala yang berusaha membantu Yudhis pun ikut terkena imbasnya. Sebagai hukuman, keduanya harus berjalan di sepanjang lapangan sekolah dengan tali sepatu yang terikat satu sama lain. Meski jadi tontonan seluruh sekolah, insiden ini justru mendekatkan Lala dan Yudhis. Tak butuh waktu lama, Lala menerima ajakan Yudhis untuk berpacaran, dan seketika itu hidupnya menjadi lebih berwarna.
Ayah Lala awalnya tidak keberatan dengan hubungan putrinya, namun ia mulai merasakan perhatian Lala terbagi drastis. Di sisi lain, Yudhis mulai menunjukkan gelagat posesif yang kuat. Ia menolak Lala menerima telepon dari orang lain, hingga akhirnya menyabotase saingan Lala di arena loncat indah. Anehnya, Lala selalu membela Yudhis sepenuhnya. Lala juga diundang ke rumah Yudhis dan bertemu ibunya, Diana (Cut Mini), yang juga tinggal berdua dengan Yudhis.
Titik balik ketegangan terjadi ketika Yudhis mendapati Rino berusaha menelepon Lala. Dengan emosi memuncak, Yudhis tanpa ampun melindas Rino yang sedang berkendara motor sendirian di malam hari, menyebabkan tangan Rino patah. Lala yang mulai curiga, akhirnya dibentak dan dicekik oleh Yudhis di dalam kelas, menyadarkannya betapa posesifnya Yudhis. Lala memutuskan hubungan, namun Yudhis berulang kali memohon maaf, menangis, bahkan memukuli dirinya sendiri agar Lala mau kembali. Merasa iba, Lala pun menerima Yudhis lagi.
Setelah lulus SMA, Yudhis dihadapkan pada kenyataan bahwa ia harus kuliah di Bandung sesuai tradisi keluarganya, sementara Lala mendapatkan beasiswa atlet di Jakarta. Yudhis berinisiatif untuk kuliah di Jakarta agar bisa bersama Lala, namun Diana justru marah besar, memukuli dan mencekik Yudhis karena tak tega ditinggalkan. Merasa lelah dengan semua orang yang ingin memisahkan mereka, Yudhis kabur dari rumah dan mengajak Lala pergi bersamanya.
Setelah dipukuli oleh pemalak, yang juga membuat Lala terluka parah, Yudhis menyadari bahwa kabur tidak akan menyelesaikan masalah. Ironisnya, kini Lala lah yang bersikap posesif, memohon Yudhis untuk tetap pergi bersamanya ke Bali, bahkan menawarkan diri untuk bekerja apa saja demi Yudhis. Yudhis, yang tidak tega melihat Lala hidup menderita, membuat keputusan berat. Ia meninggalkan Lala yang sedang berganti baju di sebuah pom bensin. Lala pulang ke rumah dalam kondisi babak belur, dan dengan pilu ia meminta maaf pada ayahnya. Sejak saat itu, Lala tidak pernah mendengar kabar dari Yudhis lagi, yang telah berangkat ke Bandung bersama Diana untuk kuliah.
Suatu pagi, Lala yang sedang jogging mendapati Yudhis mengejarnya. Ketika Lala berhenti, Yudhis juga berhenti. Lala menatap Yudhis lekat-lekat, lalu melanjutkan larinya. Saat menoleh kembali, Yudhis sudah tidak ada di sana, dan Lala tersenyum, menyiratkan penerimaan dan kedamaian.