Gowok: Kamasutra Jawa — Menguak Legenda Dukun Seks dalam Balutan Drama Puitis
Dari tangan dingin sutradara Hanung Bramantyo, dan diproduseri oleh Raam Punjabi di bawah bendera MVP Pictures, hadir sebuah drama yang berani menguak tabir tradisi kuno Jawa: Gowok: Kamasutra Jawa. Film ini pertama kali mencuri perhatian publik di International Festival Film Rotterdam (IFFR) awal tahun 2025, sebelum akhirnya dirilis secara luas pada 5 Juni 2025. Film ini tersedia dalam dua versi, yaitu versi 17+ dan uncut 21+, menjanjikan penggambaran yang mendalam dan mungkin kontroversial.
Gowok: Kamasutra Jawa dibintangi oleh jajaran aktor ternama yang siap menghidupkan kisah ini, di antaranya ada Raihaanun, Reza Rahadian, Lola Amaria, Devano Danendra, Alika Jantinia, Ali Fikry, Nayla Purnama, Donny Damara, Djenar Maesa Ayu, Slamet Rahardjo, dan Ady Bisl.
Sinopsis
Film ini menyoroti profesi “gowok”, seorang perempuan yang berperan sebagai dukun seks bagi calon pengantin pria di masa lalu. Tugas mulia sang gowok adalah membimbing dan mengajarkan para pria bagaimana cara memuaskan istri mereka di ranjang, memastikan kebahagiaan dan kepuasan pasangan.
Para gowok menjalankan profesinya dengan berpedoman pada kitab-kitab kuno warisan leluhur, seperti Centhini, Nitimani, dan Wulangreh. Kitab-kitab ini menjadi panduan mereka dalam mengajarkan laki-laki bagaimana seorang perempuan berhak dicintai sepenuh hati, dihargai, dan dipuaskan secara lahir dan batin.
Namun, seiring berjalannya waktu, keberadaan profesi gowok mulai lenyap. Setelah tahun 1965, praktik ini dianggap sebagai pelacuran terselubung dan secara perlahan dihilangkan dari masyarakat. Kini, profesi gowok hanya tinggal legenda, sebuah kisah yang tersembunyi dalam lembaran sejarah Jawa.
Gowok: Kamasutra Jawa akan membawa penonton untuk menyelami sisi lain dari budaya dan tradisi Jawa yang mungkin belum banyak diketahui, membuka diskusi tentang seksualitas, peran perempuan, dan nilai-nilai warisan leluhur yang kerap disalahpahami.