Ada Apa dengan Cinta? (2002)

43 voting, rata-rata 7.0 dari 10

Bertemakan cinta di masa-masa SMA, Ada Apa dengan Cinta menampilkan Cinta (Dian Sastrowardoyo) sebagai seorang pelajar SMA. Ia langganan juara lomba puisi di sekolahnya yang rutin diadakan tiap tahun. Cerita berawal dari Alya (Ladya Cherill) yang tubuhnya memar karena kerap dipukuli sang ayah yang kerap cek-cok dengan ibunya. Alya adalah sahabat karib Cinta dengan teman-temannya yang lain seperti Carmen (Adinia Wirasti), Maura (Titi Kamal), dan Milly (Sissy Priscillia)

Ada Apa Dengan Cinta?: Romansa Legendaris yang Mengguncang Layar Lebar

Ada Apa Dengan Cinta? (AADC), sebuah fenomena sinema Indonesia garapan Rudi Soedjarwo yang pertama kali rilis pada 7 Februari 2002, sukses besar di pasaran. Dibintangi oleh duo ikonik Nicholas Saputra sebagai Rangga dan Dian Sastrowardoyo sebagai Cinta, film ini bukan sekadar tontonan biasa. AADC menjadi tonggak kebangkitan perfilman nasional setelah era lesu, mengikuti jejak sukses “Petualangan Sherina” (2000). Popularitasnya bahkan meluas hingga ke negara tetangga seperti Malaysia, Brunei, Filipina, dan Singapura. Tak hanya itu, lagu tema film ini yang dibawakan oleh Melly Goeslaw dan Eric Erlangga juga meledak di pasaran, menjadikan pasangan Rangga dan Cinta sebagai simbol romansa remaja yang tak lekang oleh waktu.

Ketika Dunia Cinta yang Sempurna Bergeser

Dian Sastrowardoyo memerankan Cinta, seorang siswi SMA yang digambarkan sempurna: cantik, cerdas, dan selalu juara lomba puisi. Hidupnya dikelilingi oleh geng solidnya yang terdiri dari Alya (Ladya Cheryl), Carmen (Adinia Wirasti), Maura (Titi Kamal), dan Milly (Sissy Priscillia). Namun, kedamaian hidup Cinta mulai terusik ketika masalah keluarga Alya muncul, memperlihatkan sisi rapuh di balik persahabatan mereka yang erat.

Titik balik cerita dimulai saat pengumuman juara lomba puisi sekolah, di mana semua orang yakin Cinta akan kembali meraih gelar. Namun, kejutan terjadi: pemenangnya adalah Rangga (Nicholas Saputra), seorang murid yang dikenal pendiam, penyendiri, dan dingin. Sebagai pengurus mading, Cinta mau tak mau harus berhadapan dengan Rangga untuk sebuah wawancara. Pertemuan awal mereka dipenuhi ketegangan. Sebuah insiden kecil — buku favorit Rangga, “Aku” karya Sjumandjaja, terjatuh dan dibawa pulang oleh Cinta — secara tak terduga menjadi pemicu kedekatan mereka.

Pusaran Konflik Antara Cinta, Persahabatan, dan Pilihan Hidup

Sejak Cinta mengembalikan buku Rangga, hubungan mereka berkembang. Rangga, yang semula tertutup, mulai membuka diri kepada Cinta, bahkan mengajaknya ke Kwitang, sebuah pasar buku bekas. Namun, dinamika ini menciptakan gesekan. Cinta yang terlalu asyik dengan dunia barunya bersama Rangga, melewatkan janji penting dengan sahabat-sahabatnya.

Puncaknya terjadi saat kencan rahasia Cinta dan Rangga di sebuah kafe. Cinta berbohong kepada Alya yang sedang membutuhkan kehadirannya. Di kafe itu, Cinta menyanyikan lagu dari puisi ciptaan Rangga, sebuah momen intim yang seharusnya manis. Namun, sekembalinya ke rumah, Cinta dihadapkan pada kenyataan pahit: Alya mencoba bunuh diri dan kini dirawat di rumah sakit. Penyesalan mendalam menghantam Cinta karena kebohongannya.

Konflik memuncak saat Cinta, yang merasa bersalah dan terjepit di antara dua dunia, secara emosional menjauh dari Rangga. Ia menyadari bahwa kedatangan Rangga justru merenggangkan hubungannya dengan sahabat-sahabatnya. Di rumah sakit, pengakuan jujur Cinta kepada Alya tentang kencannya dengan Rangga tanpa sengaja didengar oleh anggota geng lainnya, memperparah keretakan.

Laga Emosional di Bandara: Akankah Cinta Berakhir?

Ketika Rangga memutuskan untuk pindah sekolah ke Amerika Serikat, sebuah panggilan telepon terakhir kepada Cinta tak mendapat respons yang diharapkan. Namun, kabar kepergian Rangga sampai ke telinga Carmen, yang langsung memberitahu teman-temannya. Menyadari perasaannya yang sebenarnya, Cinta dan gengnya melakukan “pengejaran” dramatis ke bandara.

Dengan mobil yang terjepit dan akhirnya meminjam kendaraan Mamet (Dennis Adhiswara), mereka berlomba melawan waktu. Di bandara, Cinta berhadapan langsung dengan Rangga, memohon agar ia membatalkan niatnya. Namun, Rangga tetap pada keputusannya. Sebelum pergi, ia memberikan buku yang sama kepada Cinta, di mana halaman terakhirnya terdapat puisi berjudul “Ada Apa dengan Cinta?”. Sebuah janji menggantung di udara: Rangga akan kembali saat bulan purnama tiba.

Film ini bukan hanya kisah cinta remaja, tetapi juga eksplorasi kompleksitas persahabatan, pengorbanan, dan pencarian jati diri di tengah badai emosi. Meski fokus pada romansa, AADC menawarkan intrik dan konflik yang cukup kuat untuk membuat penonton terpaku.